TUGAS MINGGU KE-2 SOFTSKILL
INFORMATION TECHNOLOGY INFRASTRUCTURE LIBRARY (ITIL)
ITIL
atau Information Technology Infrastructure Library (Pustaka Infrastruktur
Teknologi Informasi), adalah suatu rangkaian konsep dan teknik pengelolaan
infrastruktur, pengembangan, serta operasi teknologi informasi (TI). Nama ITIL
dan IT Infrastructure Library merupakan merek dagang terdaftar dari Office of
Government Commerce (OGC) Britania Raya. Penggunaan ITIL baru meluas pada
pertengahan 1990-an dengan spesifikasi versi keduanya (ITIL v2) yang paling
dikenal dengan dua set bukunya yang berhubungan dengan ITSM (IT Service
Management), yaitu Service Delivery (Antar Layanan) dan Service Support
(Dukungan Layanan).
Di
samping buku-buku dalam core guidance publications, ada juga complementary
guidance. Dimana buku-buku dalam kategori nantinya dimaksudkan untuk memberikan
model, acuan dan panduan bagi penerapan ITIL pada sektor-sektor tertentu
seperti jenis industri tertentu, tipe organisasi serta arsitektur teknologi.
Dengan demikian, ITIL akan dapat lebih diterima serta diadaptasi sesuai dengan
lingkungan serta behaviour dari setiap organisasi TI.
Siklus
Layanan ITIL
Secara
singkat, masing-masing bagian dijelaskan sebagai berikut:
Service
Strategy
Merupakan
inti dari ITIL Service Lifecycle. Service Strategy memberikan panduan kepada
pengimplementasi ITSM pada bagaimana memandang konsep ITSM.
Proses-proses yang dicakup dalam Service
Strategy adalah:
1. Service Portfolio Management
2. Financial Management
3. Demand Management
Bagi
organisasi TI yang baru akan mengimplementasikan ITIL, Service Strategy
digunakan sebagai panduan untuk menentukan tujuan/sasaran serta ekspektasi
nilai kinerja dalam mengelola layanan TI serta untuk mengidentifikasi, memilih
serta memprioritaskan berbagai rencana perbaikan operasional maupun
organisasional di dalam organisasi TI.
Service
Design
Service
Design memberikan panduan kepada organisasi TI untuk dapat secara sistematis
dan best practice mendesain dan membangun layanan TI maupun implementasi ITSM
itu sendiri. Service Design berisi prinsip-prinsip dan metode-metode desain
untuk mengkonversi tujuan-tujuan strategis organisasi TI dan bisnis menjadi
portofolio/koleksi layanan TI serta aset-aset layanan, seperti server, storage
dan sebagainya.
Proses-proses
yang dicakup dalam Service Design yaitu:
1. Service Catalog Management
2. Service Level Management
3. Supplier Management
4. Capacity Management
5. Availability Management
6. IT Service Continuity Management
7. Information Security Management
Service
Transition
Service
Transition menyediakan panduan kepada organisasi TI untuk dapat mengembangkan
serta kemampuan untuk mengubah hasil desain layanan TI baik yang baru maupun
layanan TI yang diubah spesifikasinya ke dalam lingkungan operasional. Proses-proses
yang dicakup dalam Service Transition yaitu:
1. Transition Planning and Support
2. Change Management
3. Service Asset & Configuration
Management
4. Release & Deployment Management
5. Service Validation
6. Evaluation
7. Knowledge Management
Service
Operation
Service
Operation merupakan tahapan lifecycle yang mencakup semua kegiatan operasional
harian pengelolaan layanan-layanan TI. Di dalamnya terdapat berbagai panduan
pada bagaimana mengelola layanan TI secara efisien dan efektif serta menjamin
tingkat kinerja yang telah diperjanjikan dengan pelanggan sebelumnya.
Panduan-panduan ini mencakup bagaiman menjaga kestabilan operasional layanan TI
serta pengelolaan perubahan desain, skala, ruang lingkup serta target kinerja
layanan TI. Proses-proses yang dicakup dalam Service Transition yaitu:
1. Event Management
2. Incident Management
3. Problem Management
4. Request Fulfillment
5. Access Management
Continual
Service Improvement
Continual
Service Improvement (CSI) memberikan panduan penting dalam menyusun serta
memelihara kualitas layanan dari proses desain, transisi dan pengoperasiannya.
CSI mengkombinasikan berbagai prinsip dan metode dari manajemen kualitas, salah
satunya adalah Plan-Do-Check-Act (PDCA) atau yang dikenal sebagi Deming Quality
Cycle
CONTROL OBJECTIVE FOR INFORMATION AND RELATED TECHNOLOGY (COBIT)
COBIT (Control Objectives for Information and Related Technology) adalah kerangka kerja tata kelola IT (IT Governance Framework) dan kumpulan perangkat yang mendukung dan memungkinkan para manager untuk menjembatani jarak (gap) yang ada antara kebutuhan yang dikendalikan (control requirement), masalah teknis (technical issues) dan resiko bisnis (bussiness risk). COBIT mempermudah perkembangan peraturan yang jelas (clear policy development ) dan praktik baik (good practice) untuk mengendalikan IT dalam organisasi. COBIT menekankan keputusan terhadap peraturan, membantu organisasi untuk meningkatkan nilai yang ingin dicapai dengan penggunaan IT, memungkinkan untuk menyelaraskan dan menyederhanakan penerapan dari kerangka COBIT.
COBIT memiliki 4 cakupan domain, yaitu :
- Perencanaan dan organisasi (plan and organise)
- Pengadaan dan implementasi (acquire and implement)
- Pengantaran dan dukungan (deliver and support)
- Pengawasan dan evaluasi (monitor and evaluate)
Maksud utama COBIT ialah menyediakan kebijakan yang jelas dan good
practice untuk IT governance, membantu manajemen senior dalam memahami dan
mengelola resiko-resiko yang berhubungan dengan IT. COBIT menyediakan kerangka IT governance dan petunjuk control objective
yang detail untuk manajemen, pemilik proses bisnis, user dan auditor.
Manfaat dalam penerapan COBIT ini antara lain :
- Mengelola Informasi dengan kualitas yang tinggi untuk mendukung keputusan bisnis.
- Mencapai tujuan strategi dan manfaat bisnis melalui pemakaian TI secara efektif dan inovatif.
- Mencapai tingkat operasional yang lebih baik dengan aplikasi teknologi yang reliable dan efisien.
- Mengelola resiko terkait TI pada tingkatan yang dapat diterima.
- Mengoptimalkan biaya dari layanan dan teknologi TI.
- Mendukung kepatuhan pada hukum, peraturan, perjanjian kontrak, dan kebijakan.
HUBUNGAN ANTARA ITIL DAN COBIT
Sebagaimana
kita ketahui COBIT atau Control OBjective of Information and related
Technology merupakan sebuah pedoman bagi pengelolaan
IT termasuk input, proses, output, serta process control yang terbagi kedalam 4 obyektif dan 34
area kunci. Masing-masing obyektif tersebut adalah: Planing
& Organization (PO), Acquisition
& Implementation (AI), Delivery
& Support (DS)
dan Monitoring.
Sedangkah
ITIL merupakan sebuah kerangka pengelolaan layanan IT yang terbagi kedalam
proses dan fungsi. Dua area/modul dalam ITIL, yaitu Service
Support dan Delivery.
Apabila
dilihat dari posisi kedua pendekatan tersebut, maka dapat kita lihat hubungan
secara langsung diantara Delivery & Support (COBIT) dan ITSM. Dimana COBIT
mengatur masalah obyektif yang harus dicapai oleh sebuah organisasi dalam
memberikan layanan IT, sedangkan ITIL merupakan best
practice cara-cara
pengelolaan IT untuk mencapai obyektif organisasi. Sehingga dapat dikatakan
bahwa COBIT dan ITIL merupakan dua pendekatan dalam IT Governance dan tata
kelola layanan teknologi informasi yang saling melengkapi. Apabila dibedah
lebih jauh, relavansi ITIL tidak hanya berhenti di area Deliveri
& Support, tetapi bisa kita petakan ke area COBIT lainnya.
Berikut ini adalah tabel
dari framework COBIT dan ITIL yang saling melengkapi satu dengan lainnya
Hmm bagus juga
BalasHapus